Posted by : Unknown Rabu, 28 November 2012


Teladan Seorang Ibu




bismillahirahnirahim
kawanku semua yang dirahmati Allah, pernah dengar dibalik kesuksesan seorang anak terdapat sesosok ibu yang hebat, saya rasa pernahlah wong kata ini begitu populer, ibu memang tak ada dua-nya didunia ini, smua kasih dan perhatiannya diberikan dengan tulus kepada anak-anaknya… namun sayang kita sebagai anak, kadang berlaku yang tidak mengenakkan sehingga seringkali ibu menjadi terluka hatinya…
sebuah kisah menarik..
Kisah ini adalah kisah nyata sebuah keluarga yang sangat miskin, yang memiliki seorang anak laki-laki. Ayahnya sudah meninggal dunia, hanya tinggal ibunya yang sudah tua dan anak laki-lakinya saja yang saling menopang.sbacabuku, anaknya tersebut hanya diterangi sinar lampu minyak, sedangkan ibunya dengan penuh kasih sayang menunggui anaknya sambil menjahitkan baju untuk sang anak.
Saat memasuki musim gugur, adalah waktu bagi anaknya untuk memasuki sekolah menengah atas. Tetapi justru saat itulah ibunya menderita penyakit rematik yang parah sehingga tidak bisa lagi bekerja disawah. Di sekolah itu, setiap bulannya murid-murid diharuskan membawa 30 kg beras untuk dibawa ke kantin sekolah. Sang anak mengerti bahwa ibunya tidak mungkin bisa memberikan tiga puluh kg beras tersebut.
Berkatalah ia kepada ibunya: ” Bu, saya mau berhenti sekolah saja dan membantu ibu bekerja disawah”. Ibunya mengelus kepala anaknya dan berkata : “Niat kamu sungguh mulia nak, kamu memiliki niat seperti itu saja ibu sudah senang, tetapi kamu tetap harus sekolah. Jangan khawatirkan ibu ya nak. Cepatlah pergi daftarkan ke sekolah nanti berasnya biar ibu yang akan mengantarkannya kesana”.
Karena anaknya tetap bersikeras tidak mau mendaftar ke sekolah, ibunya pun menampar sang anak tersebut. Dan ini adalah pertama kalinya sang anak ini dipukul oleh ibunya. Dengan berat hati, akhirnya anaknya pergi juga kesekolah. Ibunya terus berpikir dan merenung dalam hati sambil melihat bayangan anaknya yang pergi menjauh.
Tak berapa lama, dengan terpincang-pincang dan nafas tergesa-gesa Ibunya datang kekantin sekolah dan menurunkan sekantong beras dari pundaknya, pengawas yang bertanggung jawab menimbang beras dan membuka kantongnya lalu mengambil segenggam beras tersebut dan menimbangnya. Tiba tiba dia berkata : ” Hai wali murid, kami tidak menerima beras yang isinya campuran beras dan gabah. Jangan menganggap kantin saya ini tempat penampungan beras campuran”. Begitu malu nya sang ibu ini, hingga tak henti hentinya berkali-kali meminta maaf kepada ibu pengawas tadi.
Awal bulan berikutnya ibu ini memikul sekantong beras dan masuk kedalam kantin. seperti biasanya beras tersebut diteliti oleh pengawas. Dengan alis yang mengerut, ibu pengawas berkata: “Masih dengan beras yang sama”. Selanjutnya kalau begini lagi, maka saya tidak bisa menerimanya”.
Sang ibu sedikit takut dan berkata : “Ibu pengawas, beras dirumah kami semuanya seperti ini jadi bagaimana? Pengawas itu pun tidak mau tahu dan berkata : “Berapa luas sawah yang ibu kerjakan, sehingga berasnya bisa bermacam macam seperti ini”. Mendengar sindiran pertanyaan seperti itu sang ibu tersebut akhirnya tidak berani berkata apa-apa lagi.
Awal bulan ketiga, sang ibu datang kembali ke sekolah. Sang pengawas kembali marah besar dengan kata-kata kasar dan berkata: “Kamu sebagai wali murid kenapa begitu keras kepala, kenapa masih tetap membawa beras yang sama. Bawa pulang saja berasmu itu !”
Dengan berlinang air mata sang ibu pun berlutut di depan pengawas tersebut dan berkata: “Maafkan saya bu, sebenarnya beras ini saya dapat dari mengemis”.
Mendengar kata sang ibu, pengawas itu kaget dan tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dilihatnya ibu tua tadi duduk diatas lantai, menggulung celananya dan memperlihatkan kakinya yang sudah mengeras dan membengkak.
Ibu renta tersebut menghapus air mata dan berkata: “Saya menderita rematik stadium terakhir, bahkan untuk berjalan pun susah, apalagi untuk bercocok tanam. Anakku sangat mengerti kondisiku sehingga mau berhenti sekolah untuk membantuku bekerja disawah. Tapi saya melarang dan menyuruhnya bersekolah lagi.”
Selama ini saya tidak pernah memberi tahu sanak saudara yang ada dikampung sebelah. Lebih-lebih untuk mengatakannya pada anakku, aku takut melukai harga dirinya.
Setiap hari pagi-pagi buta dengan kantong kosong dan bantuan tongkat, aku pergi ke pasar, tempat orang berjualan beras, hanya untuk mengemis beras beras yang tercecer di trotoarnya. Dengan susah payah aku mendatangi toko demi toko hanya utnuk mencari ceceran itu. Sampai hari sudah gelap, akupun pelan-pelan kembali kekampung sendiri. Sehingga sampai pada awal bulan semua beras yang terkumpul memenuhi syarat untuk diserahkan kesekolah.
Pada saat ibu tua itu bercerita, secara tidak sadar air mata Pengawas itupun mulai mengalir, kemudian mengangkat ibu tersebut dari lantai dan berkata: “Bu sekarang saya akan melapor kepada kepala sekolah, supaya bisa diberikan sumbangan untuk keluarga ibu.”
Sang ibu buru- buru menolak dan berkata: “Jangan, kalau anakku tahu ibunya pergi mengemis untuk sekolah anaknya, maka itu akan menghancurkan harga dirinya. Dan itu akan mengganggu sekolahnya. Saya sangat terharu dengan kebaikan hati ibu pengawas, tetapi tolong ibu bisa menjaga rahasia ini.”
Akhirnya masalah ini diketahui juga oleh kepala sekolah. Secara diam- diam kepala sekolah membebaskan biaya sekolah dan biaya hidup anak tersebut selama tiga tahun. Setelah Tiga tahun kemudian, sang anak tersebut lulus masuk ke perguruan tinggi Qing hua dengan nilai 627 point.
Dihari perpisahan sekolah, kepala sekolah sengaja mengundang ibu dari anak ini duduk diatas tempat duduk utama. Ibu ini merasa aneh, begitu banyak murid yang mendapat nilai tinggi, tetapi mengapa hanya ibu ini yang diundang.
Yang lebih aneh lagi disana masih terdapat tiga kantong beras. Pengawas sekolah tersebut akhirnya maju kedepan dan menceritakan sebuah kisah tentang seorang ibu yang mengemis beras demi sekolah anaknya. Kepala sekolah pun menunjukkan tiga kantong beras itu dengan penuh haru dan berkata kepada para hadirin seraya menunjuk pada ibu tadi : “Inilah sang ibu dalam cerita tadi.”
Dan mempersilakan sang ibu yang luar biasa tersebut untuk naik keatas mimbar. Anak dari sang ibu tersebut dengan ragu-ragu melihat ke arah gurunya yang sedang menuntun ibunya berjalan keatas mimbar.
Sang ibu dan sang anakpun saling bertatapan. Pandangan ibu yang hangat dan lembut kepada anaknya membuat sang anak tak kuasa untuk menahan tangisnya, dipeluknya sosok tua dihadapannya itu dan merangkul erat ibunya sambil terisak seraya berkata: “Begitu mulianya engkau Ibu, sungguh aku tak bisa untuk membalasnya……
kawanku semua yang dirahmati Allah, Wanita adalah guru bagi dunia. Dialah yang menggoyang tempat lahir dengan tangan kanannya dan menggoncangkan dunia dengan tangan kirinya. Sosok wanita berkembang sebagai teladan dalam kehidupan anak. Mereka adalah ratu rumah tangga, dan penguasa rumah. Sosok lembut yang berada di belakang kesuksesan seorang lelaki. Sebuah pelabelan positif yang diistilahkan “ Di balik lelaki hebat pasti ada wanita hebat di belakangnya”
“Wanita adalah tiang negara. Bila baik wanita, maka baiklah negara dan bila rusak, maka runtuhlah generasi. Pada waktunya runtuhlah negara.” (hikmah)
Wanita dalam percaturan kehidupan suatu bangsa adalah tiang perjalanan yang membantu eksistensi bangsa tersebut. Kehadiran wanita dinilai strategis karena mereka merupakan madrasah pertama yang akan memformat generasi berikutnya. Kebaikan dan keburukan kognitif, afektif dan psikomotorik seorang anak banyak ditentukan bagaimana pola pengasuhan wanita sebagai seorang ibu Tidak heran, banyak negara memberikan prioritas dan perhatian serius terhadap masalah wanita.
Baik atau buruknya seorang anak pada umumnya akan bergantung pada bagaimana pola asuh yang dilakukan oleh seorang ibu kepada anaknya. Tugas ibu adalah selain menjaga dan merawat anak juga mendidik dengan cara mengarahkan dan mengajarkan sesuatu yang baik kepada anak. Menurut M. Quraish Shihab (2007) tugas seorang ibu adalah menciptakan pemimpin-pemimpin umat. Beliau menyebutkan bahwa dalam bahasa Al-Quran ibu dinamai dengan umm yang berasal dari kata imam (pemimpin). Oleh karena itu, jadilah seorang ibu yang dapat memimpin anak-anaknya sehingga mampu melahirkan generasi yang lebih baik. Kedudukan seorang ibu sangat menentukan anak-anaknya. Jika yang melahirkan seorang anak tidak berfungsi sebagai ibu, tidak perhatian dan tidak dapat memberikan keteladanan, generasi penerus akan hancur dan pemimpin yang baik untuk diteladanipun tidak akan hadir.
doa ibu buat anak tercinta…
Ya Alloh, ya Jabbar, ya Ghoffar
Anugerahkan kepada para pemimpin kami kearifan untuk mendidik anak-anak negeri ini dalam kesalehan
Berikan kepada mereka petunjuk-Mu sehingga mereka menjadi suri teladan bagi kami dan anak-anak kami
Limpahkan kepada mereka perlindungan-Mu supaya mereka melindungi kami dengan keadilan-Mu
Jauhkan mereka dari kezaliman sehingga kami dapat mengabdi- Mu dengan tentram dan aman Ya Rohman, ya Rohim
Indahkan kehidupan kami dengan kesalehan anak-anak kami
Peliharalah anak-anak kami yang kecil
Kuatkanlah anak-anak kami yang lemah
Sucikan kalbu mereka
Bersihkan kehormatan mereka
Sehatkan badan mereka
Cerdaskan akal mereka
Indahkan akhlak mereka
Gabungkanlah mereka bersama
orang-orang yang bertakwa kepada-Mu
yang mencintai Nabi-Mu,
keluarganya yang suci, dan sahabatnya yang mulia yang berbakti kepada orangtuanya
yang bermanfaat kepada bangsanya
yang berkhidmat kepada sesama manusia
Wahai Zat yang nama-Nya menjadi pengobat
yang sebutan-Nya penyembuhan
yang ketaatan-Nya kecukupan
sayangi kami yang modalnya hanya harapan dan senjatanya hanya tangisan
Ya Allah ya Salam
Ketika Engkau menebar keselamatan pada hari ini,
maka dahulukanlah untuk anakku ini…
Ya Rahman Ya Rohiim
Jadikanlah ia dalam golongan orang yang selalu menerima rahmat kasih sayang-MU
Ya rozaaq ya Basith
Luaskan rizki dan barokah untuknya
Ya barii
Mudahkanlah hidupnya, sembuhkan segala penyakit dalam jasad dan ruhnya.
Ya Quddus
Jauhkan ia dari segala penyakit hati
Ya Rofii
muliakan dan tinggikan derajatnya
Ya Malikul mulki
Jagalah dia dalam kuasaMU
Ya Syakur
jadikanlah ia ahli bersyukur
Ya Ghoffar
Ampunilah ia sepanjang hidup di dunia dan akhiratnya
Ya Shobuur Ya Mu’iz
tambahkan kesabaran dan beningkanlah hatinya
Yaa Haadii
berikanlah petunjuk dalam ujian yang akan ditempuhnya sebentar lagi
Amin ya Robbal ‘alamin….
Kabulkanlah doaku Ya Alloh
semoga bermanfaat

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © The Teenagers World - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -